WAHHABI

Bid'ah Lebih Disukai Iblis Daripada Maksiat!.

Friday, September 18, 2009

imam syafie: Jangan ikut aku kalau...

Posted on 11:15 PM by ♥ LA TAHZAN

oleh: Syekh Nasiruddin Al - Albani

Kenyataan para imam untuk mengikuti sunnah dan meninggalkan yang menyalahi sunnah..

kiranya ada gunanya di sini saya paparkan sebagian atau seluruhnya ucapan-ucapan yang saya ketahui dari mereka. Semoga kutipan ini dapat menjadi pelajaran dan peringatan bagi mereka yang 'taklid' kepada para imam atau kepada yang lainnya dengan cara membabi buta, dan berpegang pada mazhab dan pendapat mereka seolah-olah hal itu seperti sebuah firman yang turun dari langit, Allah berfirman:

"Ikutlah oleh kaliah apa yang telah diturunkan kepada kalian dari Tuhan kalian dan janganlah kalian mengikuti pemimpin - pemimpin selain Dia. Sungguh sedikit sekali kamu ingat kepadanya." (Al-A'raf 7:3)

Berikut ini saya paparkan pernyataan para Imam Mazhab:

Imam Abu Hanifah

Imam mazhab yang pertama adalah Abu Hanifah Nu'man bin Tsabit. Para muridnya telah meriwayatkan berbagai macam perkataan dan pernyataan beliau yang seluruhnya mengandungi satu tujuan, yaitu kewajipan berpegang kepada Hadis Nabi SAW dan meninggalkan sikap taklid pendapat-pendapat para imam bila bertentangan dengan hadis Nabi SAW. Ucapan beliau:

"Jika terdapat Hadis Sahih, itulah mazhabku."

"Tidak halal bagi seseorang mengikuti perkataan kami bila ia tidak tahu dari mana kami mengambil sumbernya."

Pada riwayat lain dikatakan bahawa beliau mengatakan: "Orang yang tidak mengetahui dalilku, haram baginya menggunakan pendapatku untuk memberikan fatwa." Pada riwayat lain ditambahkan: "kami hanyalah seorang manusia. Hari ini kami berpendapat demikian tetapi besok kami mencabutnya." Pada riwayat lain lai dikatakan: "Wahai Ya'Qub (Abu Yusuf), celakalah kamu! janganlah kamu tulis semua yang kamu dengar dariku. Hari ini saya berpendapat demikian, tapi esok saya meninggalkannya. Besok saya berpendapat demikian, tapi hari berikutnya saya meninggalkannya."

"Kalau saya mengemukakan suatu pendapat yang bertentangan dengan Al-Quran dan Hadis Nabi SAW, tinggalkanlah pendapatku itu."

Imam Malik bin Anas

Imam Malik berkata:

"Saya hanyalah seorang manusia, terkadang salah, terkadang benar. Oleh kerana itu, telitilah pendapatku. Bila sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah, ambillah; dan bila tidak sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah, tinggalkanlah."

"Siapa pun perkataannya bisa ditolak dan bisa diterima, kecuali hanya Nabi SAW sendiri.

Imam Syafie

Riwayat-riwayat yang dinukil orang dari Imam Syafie dalam masalah ini lebih banyak dan lebih bagus, dan para pengikutnya lebih banyak yang melaksanakan pesananya dan lebih beruntung. Beliau berpesan antara lain:

"Setiap orang haris bermazhab kepada Rasulullah dan mengikutinya. Apa pun pendapat yang aku katakan atau sesuatu yang aku katakan itu berasal dari Rasulullah tetapi ternyata berlawanan dengan pendapatku, apa yang disabdakan oleh Rasulullah itulah yang menjadi pendapatku."

"Seluruh kaum Muslim telah sepakat bahawa orang yang secara jelas telah mengetahui suati Hadis dari Rasulullah tidak halal meninggalkannya guna mengikuti pendapat seseorang."

"Bila kalian menemukan dalam kitabku sesuatu yang berlainan dengan Hadis Rasulullah, peganglah Hadis Rasulullah itu dan tinggalkanlah pendapatku itu."

"Bila suati hadis itu Sahih, itulah mazhabku."

"Kalian lebih tahu tentang Hadis dan para rawinya daripada aku. Apabila suati Hadis itu Sahih, beri tahukanlah kepadaku biar di mana pun orangnya, apakah di Kuffah, Basrah, atau Syam, sampai aku pergi menemuinya."

"Bila suatu masalah ada Hadisnya yang sah dari Rasulullah SAW menurut kalangan ahli Hadis, tetapi pendapatku menyalahinya, pasti aku akan mencabutnya, baik selama aku hidup maupun setelah aku mati."

"Bila kalian mengetahui aku mengatakan suatu pendapat yang ternyata menyalahi Hadis Nabi yang Sahih, ketahuilah bahawa hal itu bererti pendapatku tidak berguna."

"Setiap perkataanku bila berlainan dengan riwayat yang Sahih dari Nabi SAW, Hadis Nabi lebih utama dari kalian jangan bertaqlid kepadaku."

"Setiap Hadis yang datang dari Nabi SAW berarti itulah pendapatku, sekalipun kalian tidak mendengarnya sendiri dari aku."

Imam Ahmad bin Hanbal

Ahmad bin Hambal merupakan seorang imam yang paling banyak menghimpun Hadis dan berpegang teguh kepadanya, sehingga beliau benci menjamah kitab-kitab yang memuat masalah furu' dan ra'yu. Beliau mengatakan sebagai berikut:

"Janganlah engkau taqlid kepadaku atau kepada Malik, Syafie, Auza'i, dan Tsauri, tetapi ambillah dari sumber mereka mengambil."

"Pada riwayat lain disebutkan: "Janganlah kamu taqlid kepada sesiapa pun dari mereka dalam urusan agamamu. Apa yang datang dari Nabi SAW dan para sahabatnya, itulah hendaknya yang kamu ambil. Adapun tentang tabi'in, setiap orang boleh memilihnya (menolak atau menerima)." Kali lain dia berkata: "Yang dinamakan ittiba' yaitu mengikuti apa yang datang dari Nabi SAW dan para sahabatnya, sedangkan yang datang dari para Tabi'in boleh dipilih."

"Pendapat Auza'i, Malik, dan Abu Hanifah adalah ra'yu (pikiran), Bagi saya semua ra'yu sama saja, tetapi yang menjadi hujjah agama adalah yang ada pada atsar (Hadis)."

"Barangsiapa yang menolak Hadis Rasulullah SAW, dia berada di jurang kehancuran."

Demikianlah pernyataan para imam dalam menyuruh orang untuk berpegang teguh pada Hadis dan melarang mengikuti mereka tanpa sikap kritis. Pernyataan mereka itu sudah jelas tidak bisa dibantah dan diputarbelitkan lagi. Mereka mewajibkan berpegang pada semua Hadis yang Sahih sekalipun bertentangan dengan sebagian pendapat mereka tersebut dan sikap semacam itu tidak dikatakan menyalah mazhab mereka dan keluar dari kaedah mereka, bahkan sikap itulah yang disebut sebagai mengikuti mereka dan berpegang pada tali yang kuat yang tidak akan putus. Akan tetapi, tidaklah demikian halnya bagi seseorang meninggalkan Hadis-hadis yang sahih kerana dipandang menyalahi pendapat mereka. Bahkan orang yang berbuat demikian telah derhaka kepada mereka dan menyalahi pendapat-pendapat mereka yang telah dikemukakan di atas, Allah berfirman:

"Demi Tuhanmu, mereka itu tidak dikatakan beriman sehingga mereka menjadikan kamu sebagai hakim dalam menyelesaikan sengketa di antara mereka, kemudian mereka tidak keberatan terhadap keputusanmu dan menerimanya dengan sepenuh ketulusan hati." (An-Nisa' 4:65)

Allah juga berfirman:

"Orang-orang yang menyalahi perintahnya hendaklah takut fitnah akan menimpa mereka atau azab yang pedih akan menimpa mereka. (An-Nur 24:63).

No Response to "imam syafie: Jangan ikut aku kalau..."

Leave A Reply