WAHHABI

Bid'ah Lebih Disukai Iblis Daripada Maksiat!.

Thursday, May 27, 2010

Apa kata Ulama' Salafiah terhadap ♥ AHLUL BAYT ♥ =)

Posted on 7:53 PM by ♥ LA TAHZAN

* BACA SLOW2 SAMPAI HABIS EHHH

Manhaj Salaf dalam Mensikapi Ahlul Bait



Manhaj salaf dalam mensikapi Ahlul Bait adalah manhaj yang adil dan benar karena mereka mempunyai wasath (pertengahan) yang tidak dimiliki oleh yang lain. Demikian juga karena mereka berpegang erat dengan dua wahyu yang mulia, Al-Qur’an dan As-Sunnah As-Shahihah dalam segala permasalahan agama. Kemudian di dalam memahami dua wahyu ini mereka kembali kepada pemahaman orang-orang yang telah diakui kebaikan dan keutamaannya dengan nash-nash Al-Qur’an dan As-Sunnah yaitu as-salaf as-shalih dari kalangan para shahabat, tabi’in dan para a’immatul huda radliallahu 'anhum ajmain.

Imam Abul Qasim Al-Ashbahani di dalam kitab beliau Al-Hujjah fi Bayanil Mahajjah 2/489-490 mengatakan: "Dan termasuk sunnah rasul adalah cinta kepada Ahlul Bait Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Mereka adalah orang-orang yang disebutkan oleh Allah dalam firmannya:

"…Katakanlah: Aku tidak meminta kepadamu suatu apapun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam keluargaku." (As-Syura:23)

Syaikh Abdul Aziz Muhammad As-Salman menjelaskan: "Kewajiban kita kepada Ahlul Bait adalah mencintai mereka, berwala’ kepada mereka, menghormati dan memuliakan mereka karena Allah. Kita berbuat demikian karena mereka adalah sanak kerabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, karena keislaman mereka dan karena mereka telah mendahului kita dalam menolong dan membela agama Allah. Kalau kita mencintai, menghormati dan memuliakan mereka berarti kita mencintai, menghormati dan memuliakan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam…"

(As’ilah wa Ahwibah ‘alal ‘Aqidah Al-Wasithiyyah hal. 308-309)

Tarjamul Qur’an Hibrul Ummah Abdullah bin ‘Abbas radliallahu 'anhum menjelaskan: "Kita tidak boleh mengingkari orang-orang yang mewasiatkan dan memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada Ahlul Bait, menghormati dan memuliakan mereka, karena mereka adalah keturunan suci dari rumah tangga paling mulia yang dijumpai di muka bumi ini, baik dari segi nasab maupun darah keturunannya.

Lebih-lebih lagi kalau mereka adalah orang-orang yang berittiba’ kepada sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang shahihah, jelas dan gamblang sebagaimana yang telah dijalankan oleh pendahulu mereka, seperti ‘Abbas dan ‘Ali serta keturunan mereka radliallahu 'anhum ajma’in." (Riwayat Bukhari. Lihat Ibnu Katsir 4/143)

Syaikh Shalih Fauzan mengatakan:"…kita diperintahkan untuk mencintai mereka (Ahlul Bait), menghormati dan memuliakan mereka selama mereka berittiba’ kepada sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang shahihah dan istiqamah (komitmen) di dalam memegang dan menjalani syariat agama. Adapun kalau mereka menyelisihi sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan tidak istiqamah di dalam memegang dan menjalani syariat agama, maka kita tidak diperbolehkan mencintai mereka sekalipun mereka Ahlul Bait Rasul…"

(Syarh ‘Aqidah Wasithiyyah hal. 148)

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin juga mengucapkan kata-kata yang senada dengan beliau dalam kitabnya Ta’liq ‘alal ‘Aqidah Al-Wasithiyyah hal. 66 dan dalam kitab Muhadlarat Saniyyah 2/675-676.

Di bawah ini beberapa nukilan dari ucapan para ulama yang menujukan bahwa Ahlus Sunnah wal Jamaah Salafiyah mencintai Ahlul Bait, menghormati dan memuliakan mereka, karena beberapa sebab:

1. Karena mereka adalah sanak kerabat Rasulullah.
2. Karena anjuran untuk mencintai dan menghormati mereka.

Tetapi kecintaan Ahlus Sunnah terhadap Ahlul Bait tidak mutlak kepada mereka semua karena masih harus diqaid (diikat) dengan syarat-syarat, antara lain:

1. Mereka adalah orang-orang yang berittiba’ kepada sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan membelanya serta benci kepada bid’ah-bid’ah dan para pelakunya.
2. Mereka adalah orang-orang shalih yang istiqamah dalam memegang dan menjalankan syariat agama ini.

Kalau syarat ini tidak ada pada mereka, maka Ahlus Sunnah tidak anak mencintai dan menghormati mereka.

Maka kita katakan kepada pra habib, ‘Alawiyyin, Hasyimiyyin, Thalibiyyin dan ‘Abbasiyyin yang mengaku ahlul bait Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: "Kalau kalian memang ahlul bait Nabi, maka ikutilah jalan yang ditempuh oleh pendahulu kalian seperti ‘Ali, ‘Abbas dan yang lainnya, yaitu berittiba’ kepada sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, membela, mengamalkan dan mendakwahkannya serta memerangi kebid’ahan yang melecehkan sunnah Rasul dan para pelaku bid’ah.

Kalau memang kalian Ahlul Bait Nabi yang ingin dicintai kaum muslimin, dihormati dan dimuliakan oleh mereka, maka janganlah kalian melakukan perbuatan bid’ah yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan perbuatan syirik yang dikecam oleh Allah dengan firman-Nya:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni dosa yang di bawah syirik bati siapa yang dikehendaki-Nya…"(An-Nisaa
’:48)

Janganlah kalian mengadakan haul-haul yang bid’ah itu, jangan kalian beristighatsah di kubur para wali sanga dan lain-lain serta jangan kalian mengerjakan perbuatan bid’ah dan syirik lainnya. Karena kalau kalian berbuat demikian, maka kami sebagai kaum muslimin tidak diperbolehkan mencintai kalian, menghormati dan memuliakan kalian bahkan kami diperintahkan untuk membenci perbuatan kalian dan memperingatkan umat ini untuk berhati-hati dari kalian dan perbuatan kalian.

Perhatikanlah apa yang diucapkan oleh Sufyan Ats-Tsauri ketika dia memberi wasiat kepada ‘Ali bin Al-Hasan bin ‘Ali bin Abi Thalib, dia mengatakan:

"Wahai saudaraku, berusahalah kamu dengan usaha yang thayyib (halal) dengan tanganmu sendiri dan jangan sekali-kali kamu memakan dan memakan kotoran-kotoran manusia (menurut Syaikh Salim Al-Hilali, yang dimaksud kotoran disini adalah shadaqah), karena orang yang makan kotoran-kotoran manusia, dia akan berbicara dengan hawa nafsunya dan akan tunduk merendah di hadapan orang karena dia khawatir mereka akan menahan shadaqah mereka untuknya.

Wahai saudaraku kalau engkau memakan shadaqah manusia, kamu akan memutuskan lisanmu (yakni tidak bisa mengatakan yang haq itu haq dan yang bathil itu bathil) dan engkau akan memuliakan sebagian orang (yang memberimu shadaqah) serta menghinakan yang lainnya (yang tidak memberimu shadaqah), karena orang yang memberikan sebagian hartanya kepadamu (sebagai shadaqah) itu berarti dia memberikan wasakh (kotorannya) kepadamu. Maksud wasakh disini adalah bahwa harta yang dishadaqahkannya sebagai pembersih amalnya dari dosa."

Kalau engkau makan dari hasil pemberian orang maka engkau akan cenderung menerima ajakannya bila dia mengajak kepada kemungkaran.

Wahai saudaraku! Kelaparan dan sedikit ibadah lebih baik daripada engkau kenyang dari hasil pemberian orang dan engkau banyak beribadah dengan mengharap pemberian orang. Kakek kamu Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan:"Orang yang hidup dari hasil minta-minta kepada orang bagaikan orang yang menanam pohon di tanah orang lain."

Wahai saudaraku! Takutlah kepada Allah. Sesungguhnya tidak ada seorangpun yang hidup dari hasil pemberian orang melainkan dia akan menjadi orang yang hina di hadapan manusia.

Jangan sekali-kali engkau berusaha dengan usaha yang jelek (haram) kemudian kamu infaqkan untuk taat kepada Allah, karena meninggalkan usaha seperti itu adalah wajib dan Allah itu thayyib dan tidak mau menerima sesuatu kecuali thayyib…"

(Dikeluarkan oleh Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 7/71-72, lihat Min Washaya Salaf hal. 39-41)

Kemudian di dalam mensikapi Ahlul Bait ini ada dua kelompok yang terjerumus ke dalam sikap ghuluw. Kelompok yang satu ekstrim kanan dan yang lain ekstrim kiri. Dua kelompok tersebut adalah.

1. Nawashib

Yang termasuk dalam kelompok ini adalah Khawarij. Mereka dinamakan demikian karena mereka sangat benci kepada Ali dan orang-orang yang sefaham dengan dia, bahkan di antara mereka ada yang mengkafirkan Ali dan yang sepaham dengannya.

Kelompok ini terjerumus ke dalam sikap tafrith (kurang) terhadap Ahlul Bait. Kesesatan mereka jelas karena mereka melanggah perintah Allah dan Rasul-Nya ynag memerintahkan kaum muslimin untuk mencintai, menghormati dan memuliakan Ahlul Bait, dan juga karena mereka menyimpang dari jalan as-salaf as-shalih.
2. Rafidlah

Kelompok yang satu ini terjerumus dalam sikap ifrath (berlebih-lebihan). Di antara mereka ada yang menganggap bahwa Ali lebih baik dari pada Abu Bakar dan Umar. Di antara mereka ada yang mengatakan bahwa seharusnya wahyu yang dibawa Jibril diturunkan kepada Ali (yaitu perkataan mereka: "Yang seharusnya menjadi Nabi adalah ‘Ali), bahkan ada lagi yang mengatakan bahwa Ali adalah ilah. Ada pula yang mengatakan bahwa ilmu Ahlul Bait sama dengan ilmu Allah kecuali hanya berbeda satu huruf dan ucapan-ucapan kufur mereka yang lainnya.

Kelompok yang satu ini lebih jelas lagi kesesatannya. Bahkan sebagian ulama ada yang berbendapat bahwa kelompok Rafidlah ini adalah kelompok yang kafir, yang keluar dari 72 golongan yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam haditsnya.

Dalam sebuat riwayat dari Muhammad Al-Hanafiyah bahwa dia berkata kepada ayahnya yaitu Ali bih Abi Thalib.

"Aku bertanya keada ayahku: "Siapakah orang yang terbaik setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam?" Dia menjawab: "Abu Bakar". Aku bertanya lagi: "Kemudian siapa?" Dia menjawab: "Umar" Aku khawatir dia akan menyebut Utsman (yang ketiga). Maka aku katakan kemudian engkau?" Dia berkata: "Aku hanyalah salah satu dari kaum muslimin." (Bukhari 7/369 no. 3671)

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa ketika Abdullah bin Saba’ mengeluarkan kata-kata bahwa Ali adalah Nabi dan Ali adalah Tuhan, maka Ali memerintahkan untuk menggali sebuah lobang dan diisi kayu bakar kemudian dinyalakan dengan api, lalu dia memerintahkan untuk menangkap Abdullah bin Saba’ dan pengikutnya kemudian dibakar di lobang yang menyala dengan api itu.

Dua riwayat ini menunjukan bahwa Ali serta Ahlul Bait yang lainnya bersikap bara’ (berlebas diri) dari Abdullah bin Saba’ (pendiri Rafidlah) dan pengikutnya dan hal ini sekaligus membongkar kepalsuan Rafidlah dalam pengakuan cinta mereka kepada Ahlul Bait. (lihat kepalsuan mereka ini dalam kitab "Syi’ah wa Ahlul Bait" oleh Hasan ilahi Dhahir)

___________________________________________________________________

Source: "http://members.fortunecity.com/salafy/tafsir/kecintaan_salaf_terhadap_ahlul_bait.htm."

♥ LA TAHZAN BLOG: http://www.latahzan00.blogspot.com/
___________________________________________________________________

Anda disarankan untuk membaca artikel ini;

Tajuk: "Membaca Al-Qur'an tanpa wudhu' atau semasa haid"

Klik Link: http://hafizfirdaus.com/content/view/109/56/
___________________________________________________________________

Sekiranya anda terdapat pertanyaan isu Agama, bertanya di sini;

Klik Link: http://al-fikrah.net/
___________________________________________________________________

No Response to "Apa kata Ulama' Salafiah terhadap ♥ AHLUL BAYT ♥ =)"

Leave A Reply